Kamis, 02 Juni 2011

hikmah di suatu perjalanan meraih CintaNya..

saat ini ku begitu mengharapkan cinta.. cinta yang menjadi pundak tempat ku bersandar dalam lelah.. kasih berupa lengan yang memlukku begitu erat..sayang berupa belaian yang menguatkan aku dalam lelah..

mungkin aku salah pernah mengharapkanmu saat itu... tanpa memandang kita saling percaya.. tanpa menyentuh kita saling menjaga, dan tanpa kedekatan fisik kita saling berbagi.. dalam sedihmu kurasakan sakitnya.. dalam sakitku kurasakan sedihmu.. akupun mencintaimu karena kehangatanmu.. dan yang paling utama adalah karena penghambaanmu padaNya..

dalam ayatNya yang kau bacakan sarat akan pengabdianMu pada sang Pencinta.. betapa ku telah mengikrarkan diriku tuk mencintai seorang hamba yang tergila-gila pada Tuhanku.. dan aku mencintaimu karenaNya..

aku tak menepis diri bahwa aku pernah menginginkanku hanya untukku seorang.. namun sering juga aku tersadar dan beruaha menampar diri sendiri bahwa kau MilikNya.. siapa pula aku mengaharapkan jiwa ragamu.. aku hanya seorang hambaNya yang kufur dan jauh dari syukur lebih penghambaan padaNya..

yang aku pinta padaNya adalah agar ku diizinkan mencintaimu dan melayanimu karena engkau kekasihnya.. meski aku tidak dapat menjadi halal bagi ragamu..

cintaku ada untukmu karena ku mencintaiNya.. aku ikhlas dan senang hati mendampingi dirimu di masa2 seang dan dukamu.. masih hangat di akalku.. saat-saat aku mendampingimu yang sedang jatuh cinta pada Nisa, seorang muslimah sholihah penjaga firmannya.. cintamu padanya begitu hangat dan penuh pengorbanan.. juga saat perasaanmu membuncah menginginkan Dina, seorang putri pesantren.. begitu teguh hatimu padanya.. dan juga pada hafsah mahasiswa psikologi yg lemah lembut dan menawan hatimu..

dari awal aku jatuh hati padamu.. aku sudah sadar diri.. tak pantas kumengharapkanmu.. tak pernah ku meminta padaNya tuk menjadikanmu halal bagiku.. namun ku selalu memintaNya tuk buatmu bahagia.. memiliki seorang pendamping yang mulia.. semulia istri2 nabi di surga.. dan sungguh penuh syukurku padaNya.. bahwa Allah telah mengabulkan doa'ku.. betapa hafsah dengan cintaNya yag sabar dan lembut sudah mendampingimu...

semakin indah cintamu pada hafsah.. hingga kau ingin menjaganya dan tak ingin menduakannya dalam persahabatan sekalipun.. hingga engkau memutus silaturrahim denganku.. semula aku tidak terima.. namun aku kembali sadar pada ikrarku semua.. mungkin ini adalah  peringatan dariNya.. bahwa sudah ada orang yang mencitaimu tulus.. dan aku harus manghargainya..

selama kau mengenalku.. aku selalu berulah dan tak lelah kau mengingatkan aku.. dan aku selalu mencelamu dalam keputus asaan.. tapi aku akan lebih baik.. bukan karenamu.. tapi karena Allah..

karena hidup adalah perjalanan.. ada kalanya aku harus berhenti untuk mengambil hikmah.. dan meneruskan perjalanan menuju hikmah yang hakiki.. dan dirimu adalah salah satu hikmah bagiku.. pemberhentian yang cukup lama.. dan membuatku enggan untuk kembali meneruskan perjalanan.. tapi harus..! aku harus angkat koper dan menempuh tahap selanjutnya..

berbahagialah bersamanya.. aku kan menjalankan tugasku selanjutnya dalam Hikmah-hikmah yang akan kutemui di pemberhatian selanjutnya...

Rabu, 06 April 2011

kilau..

kembali memamahi suatu hikmah 
yang baru tersingkap satirnya.. 
halus dan menakjubkan...
lebih dari sekedar akal... 
bukan naluri tapi nurani..
mengahantar dalam dari buih permukaan...
kilaunya mutiara itu.. 
tak hanya kelembutan.. 
tak hanya kesabaran..
Subhanallah...

Senin, 14 Maret 2011

Relativitas Kehidupan

seberkas cahaya yang melesat diatara gerbong kereta dalam perjalanan.. 
setiap hal menyiratkan arti tersendiri jika dipahami, apapun tak berarti jika tak dimengerti.. 
terkadang harus berhenti untuk merengkuh hikmah.. 
dan terus berjalan ke fase berikutnya.. 
hingga tujuan terakhir..
mempertanggung jawabkannya..

"Relativitas Kehidupan"

Sabtu, 19 Februari 2011

Sang Fana

suatu saat...

FANA duduk diatas bangkai tuannya dengan senyum kemenangan... 

sahabatnya, ikut pula terbahak dengan kejayaan FANA..
"Selamat hai saudaraku... keberkahan itu telah menjadi bangkai.. ni'mat itu telah menjadi debu.." tutur sang sahabat

"terimakasih saudaraku... ini juga karenamu, yang setia membantuku... jilatan api penuh laknat kau samarkan serupa hembusan ni'mat yang membuai.." balas FANA
"dan kita lah Pemenangnya.." ucap FANA dan sahabatnya penuh kepuasan...

itulah Panji kemenangan FANA dan sahabatnya, jelmaan Dunia dan Iblis..  Pada Akhir jaman...

Jodoh dari Tuhan

Dulu….
Ku selalu bertanya….

Jika separuh jiwaku kelak……
Kacau fisiknya

Apa yang harus kulakukan…!

Jika kekasih hidupku esok….
Kacau pribadinya

Apa yang harus kuperbuat…!

Kini…
Ku tau harus menjawab apa....

Terimakasih Tuhan atas AnugerahMu

Kuatkanlah ragaku...
Teguhkanlah hatiku...

Genggam jiwaku...
tuk jalankan amanatmu..

(banyu pertiwi)

Cukupkanlah CintaMu untukku ya Rabb..

aku tau hal itu belum boleh Tuhan... aku paham sekali..! tapi aku ingin.. aku merindunya..
kapan kau kan mengizinkanku.... ada dalam indahnya rahmatmu.. cinta..
mungkin klise... tapi sungguh aku merindunya.. sampai kapan kau menyimpannya Tuhan....
sampai kapan...!

sungguh aku tak ingin menjadi fitnah bagi hambaMu.. aku pun takut jadi lantaran api neraka..
namun kenapa Kau menjadikannya di mataku.. 

Aku jauh dari sempurna, aku tak pantas untuk siapapun.. tapi kenapa hati ini selalu cemburu.
cemburu pada makhlukMu yang bahagia.. dalam madu cinta dunia..
saling berbagi dan tersenyum..

sedang aku.., menangis dalam malam.. menghayal dalam sepi.. lelah dalam keputus asahan..
aku tau ya Rabb.. kau jadikan aku mutiara indah dalam tiram yg tertutup rapat di dasar lautan.. dimana aku ingin menjadi berlian indah di etalase kota..

biri-biri senja pun menertawakanku.. "hai kau yang tak berpasangan... kau akan mati dingin tanpa kasih.. hitam legam jelaga fitnah pengoda.."

Engkau yg Maha Pecinta ya Allah... tunjukkanlah ma'rifat cintamu ya Illahi.. bimbing hambaMu yang dhoif ini dalam hikmah kasihmu yag tak terbendung...

Cukupkanlah qalbu yang rapuh ini dengan Cinta Kasihmu dalam Munajatku padaMu...
sungguh ku tau Engkau yang paling Mencintaiku...
(Banyu Pertiwi)